Rabu, 14 Mei 2008

PACARAN KRISTEN

Topik apa yang menjadi salah satu ” top issue” di kalangan anak muda? Jawabannya adalah pacaran. Topik pacaran menjadi salah satu topik yang selalu menarik untuk dibicarakan dikalangan anak muda, tak terkecuali mahasiswa.
Sebenarnya Alkitab sendiri tidak membicarakan tentang pacaran secara khusus, tetapi lebih menekankan masalah pernikahan. Tetapi tentu ada prinsip-prinsip yang dapat menolong kita sebagai orang kristen bagaimana berpacaran yang baik.
Di Kejadian 2:18,21-25, Allah berfirman tidak baik Adam hidup seorang diri, maka Allah mengambil tulang rusuk Adam dan membentuk wanita yang disebut Hawa untuk mendampingi Adam. Ketika Adam melihat Hawa maka dia begitu bersukacita karena dia mendapatkan pasangan yang sepadan. Dari bagian ini kita bisa melihat bahwa Allah menghendaki kita tidak hidup sendiri, kita membutuhkan orang lain untuk dijadikan teman hidup kita. Jadi kita dapat berdoa kepada Allah untuk calon pasangan kita, meminta kepada Allah untuk menunjukan orang yang tepat. Bagian lain yang bisa dipelajari adalah bahwa Allah menciptakan bagi kita pasangan yang sepadan. Sepadan di sini adalah seiman, bukan dari segi tinggi, kaya, suku, dll. Jadi bagi kita orang kristen yang akan mencari pasangan hidup prinsip ini harus dipegang.
Bagaimana kita sebagai orang kristen mengartikan pacaran? Pacaran adalah suatu proses yang dilalui sebelum masuk ke jenjang yang lebih serius lagi yaitu pernikahan. Akhir dari sebuah pacaran adalah pernikahan, inilah yang harus dipahami oleh orang kristen. Sebab itu sebelum dan saat pacaran kita harus menggumulkan dengan sungguh-sungguh.
Kriteria apa yang harus diperhatikan dari calon pasangan kita? Kriteria utama adalah seiman, itu harus dan wajib. Kedewasaan rohani dan karakter juga harus menjadi pertimbangan selanjutnya.
Hal apa yang harus dilakukan saat pacaran? Seharusnya ketika pacaran terjadi suatu proses yang baik. Maksudnya, dalam pacaran itu kita belajar untuk lebih mengenal pasangan kita, saling memperlengkapi dan mengasah satu dengan yang lainnya. Karena akhir dari pacaran adalah menikah, maka saat pacaran kita juga sudah bisa mulai mempraktekan bagaimana kondisi sebuah keluarga yang baik. Tentunya tidak melakukan hubungan layaknya suami istri, tapi sebatas bagaimana menjalin komunikasi yang baik, bagaimana sang pria belajar menghargai pasangannya dan sang wanita tunduk kepada pasangannya.

Tidak ada komentar: