Minggu, 05 April 2009

Losing is Winning - In So Many Ways

Suatu hari seorang bapak tua hendak menumpang bus.  Pada saat ia menginjakkan kakinya ke tangga, salah satu sepatunya terlepas dan jatuh ke jalan.  Lalu pintu tertutup dan bus mulai bergerak, sehingga ia tidak bisa memungut sepatu yang terlepas tadi.  Lalu si bapak tua itu dengan tenang melepas sepatunya yang sebelah dan melemparkannya keluar jendela.

Seorang pemuda yang duduk dalam bus melihat kejadian itu, dan bertanya kepada si bapak tua, "Aku memperhatikan apa yang Anda lakukan Pak.  Mengapa Anda melempakan sepatu Anda yang sebelah juga ?"

Si bapak tua menjawab, "Supaya siapapun yang menemukan sepatuku bisa memanfaatkannya."

 

Si bapak tua dalam cerita di atas memahami filosofi dasar dalam hidup, jangan mempertahankan sesuatu hanya karena kamu ingin memilikinya atau karena kamu tidak ingin orang lain memilikinya.

Kita kehilangan banyak hal di sepanjang masa hidup. Kehilangan tersebut pada awalnya tampak seperti tidak adil dan merisaukan, tapi itu terjadi supaya ada perubahan positif yang terjadi dalam hidup kita.

Kalimat di atas tidak dapat diartikan kita hanya boleh kehilangan hal-hal jelek saja.  Kadang, kita juga kehilangan hal baik.  Ini semua dapat diartikan: supaya kita bisa menjadi dewasa secara emosional dan spiritual, pertukaran antara kehilangan sesuatu dan mendapatkan sesuatu haruslah terjadi.  Seperti si bapak tua dalam cerita, kita harus belajar untuk melepaskan sesuatu.  Tuhan sudah menentukan bahwa memang itulah saatnya si bapak tua kehilangan sepatunya.  Mungkin saja peristiwa itu terjadi supaya si bapak tua nantinya bisa mendapatkan sepasang sepatu yang lebih baik.

 

Satu sepatu hilang.  Dan sepatu yang tinggal sebelah tidak akan banyak bernilai bagi si bapak.  Tapi dengan melemparkannya ke luar jendela, sepatu itu akan menjadi hadiah yang berharga bagi gelandangan yang membutuhkan.

Berkeras mempertahankannya tidak membuat kita atau dunia menjadi lebih baik.  Kita semua harus memutuskan kapan suatu hal atau seseorang masuk dalam hidup kita, atau kapan saatnya kita lebih baik bersama yang lain.   Pada saatnya, kita harus mengumpulkan keberanian untuk melepaskannya.

Senin, 09 Februari 2009

"AKU TAK SELALU MENDAPATKAN APA YANG KUSUKAI, OLEH KARENA ITU AKU SELALU MENYUKAI APAPUN YANG AKU DAPATKAN"


Kata kata diatas merupakan wujud syukur. Syukur merupakan kualitas hati yg terpenting. Dengan bersyukur kita akan senantiasa diliputi rasa damai, tentram dan bahagia.  Sebaliknya, perasaan tak bersyukur akan senantiasa membebani kita. Kita akan selalu merasa kurang dan tak bahagia.


Ada dua hal yang sering membuat kita tak bersyukur.

Pertama : Kita sering memfokuskan diri pada apa yang kita inginkan, bukan pada apa yang kita miliki. Katakanlah anda telah memiliki sebuah rumah,kendaraan, pekerjaan tetap, dan pasangan yang terbaik. Tapi anda masih merasa kurang. Pikiran anda dipenuhi berbagai target dan keinginan. Anda begitu terobsesi oleh rumah yang besar dan indah,mobil mewah, serta pekerjaan yang mendatangkan lebih banyak uang. Kita ingin ini dan itu. Bila tak mendapatkannya kita terus memikirkannya. Tapi anehnya, walaupun sudah mendapatkannya, kita hanya menikmati kesenangan sesaat. Kita tetap tak puas, kita ingin yang lebih lagi. Jadi, betapapun banyaknya harta yang kita miliki, kita tak pernah menjadi "KAYA" dalam arti yang sesungguhnya.

Mari kita luruskan pengertian kita mengenai orang ''kaya''. Orang yang ''kaya'' bukanlah orang yang memiliki banyak hal, tetapi orang yang dapat menikmati apapun yang mereka miliki.

Tentunya boleh-boleh saja kita memiliki keinginan,tapi kita perlu menyadari bahwa inilah akar perasaan tak tenteram. Kita dapat mengubah perasaan inidengan berfokus pada apa yang sudah kita miliki. Cobalah lihat keadaan di sekeliling Anda, pikirkan yang Anda miliki, dan syukurilah. Anda akan merasakan nikmatnya hidup.

Pusatkanlah perhatian Anda pada sifat-sifat baik atasan, pasangan, dan orang-orang di sekitar Anda. Mereka akan menjadi lebih menyenangkan.  Seorang pengarang pernah mengatakan, ''Menikahlah dengan orang yang Anda cintai, setelah itu cintailah orang yang Anda nikahi.'' Ini perwujudan rasa syukur.

Ada cerita menarik mengenai seorang kakek yang mengeluh karena tak dapat membeli sepatu, padahal sepatunya sudah lama rusak. Suatu sore ia melihat seseorang yang tak mempunyai kaki, tapi tetap ceria. Saat itu juga si kakek berhenti mengeluh dan mulai bersyukur.

Hal kedua yang sering membuat kita tak bersyukur adalah kecenderungan membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain. Kita merasa orang lain lebih beruntung. Kemanapun kita pergi, selalu ada orang yang lebih pandai, lebih tampan, lebih cantik, lebih percaya diri, dan lebih kaya dari kita.

Rumput tetangga memang sering kelihatan lebih hijau dari rumput di pekarangan sendiri. Ada cerita menarik mengenai dua pasien rumah sakit jiwa. Pasien pertama sedang duduk termenung sambil menggumam, ''Lulu, Lulu.'' Seorang pengunjung yang keheranan menanyakan masalah yang dihadapi orang ini. Si dokter menjawab, ''Orang ini jadi gila setelah cintanya ditolak oleh Lulu.'' Si pengunjung manggut-manggut, tapi begitu lewat sel lain ia terkejut melihat penghuninya terus menerus memukulkan kepalanya di tembok dan berteriak, ''Lulu, Lulu''. ''Orang ini juga punya masalah dengan Lulu? '' tanyanya keheranan. Dokter kemudian menjawab, ''Ya, dialah yang akhirnya menikah dengan Lulu.''

Hidup akan lebih bahagia kalau kita dapat menikmati apa yang kita miliki.  Karena itu bersyukur merupakan kualitas hati yang tertinggi.


Bersyukurlah !

 

Bersyukurlah bahwa kamu belum siap memiliki segala sesuatu yang kamu inginkan .....

Seandainya sudah, apalagi yang harus diinginkan ?

Bersyukurlah apabila kamu tidak tahu sesuatu ...
Karena itu memberimu kesempatan untuk belajar ...

Bersyukurlah untuk masa-masa sulit ...
Di masa itulah kamu tumbuh ...

Bersyukurlah untuk keterbatasanmu ...
Karena itu memberimu kesempatan untuk berkembang ...

Bersyukurlah untuk setiap tantangan baru ...
Karena itu akan membangun kekuatan dan karaktermu ...

Bersyukurlah untuk kesalahan yang kamu buat ...
Itu akan mengajarkan pelajaran yang berharga ...

Bersyukurlah bila kamu lelah dan letih ...
Karena itu kamu telah membuat suatu perbedaan ...

Mungkin mudah untuk kita bersyukur akan hal-hal yang baik...

Hidup yang berkelimpahan datang pada mereka yang juga
bersyukur akan masa surut...

Rasa syukur dapat mengubah hal yang negatif menjadi positif ...

Temukan cara bersyukur akan masalah-masalahmu dan semua itu akan menjadi berkah bagimu ...

 

"The best and most beautiful things in the world cannot be seen, nor touched, but are felt in the heart."

Tatapan Penuh Cinta

Pernahkah anda menatap orang-orang terdekat anda saat ia sedang tidur?

Kalau belum, cobalah sekali saja menatap mereka saat sedang tidur.  Saat itu yang tampak adalah ekspresi paling wajar dan paling jujur dari seseorang.

Seorang artis yang ketika di panggung begitu cantik dan gemerlap pun bisa jadi akan tampak polos dan jauh berbeda jika ia sedang tidur.  Orang paling kejam di dunia pun jika ia sudah tidur tak akan tampak 
wajah bengisnya.

Perhatikanlah ayah anda saat beliau sedang tidur.  Sadarilah, betapa badan yang dulu kekar dan gagah itu kini semakin tua dan ringkih, betapa rambut-rambut putih mulai menghiasi kepalanya, betapa kerut merut mulai terpahat di wajahnya.  Orang inilah yang tiap hari bekerja keras untuk kesejahteraan kita, anak-anaknya.  Orang inilah, rela melakukan apa saja asal perut kita kenyang dan pendidikan kita lancar.

Sekarang, beralihlah.  Lihatlah ibu anda.
Hmm...kulitnya mulai keriput dan tangan yang dulu halus membelai-belai tubuh bayi kita itu kini kasar karena tempaan hidup yang keras.  Orang inilah yang tiap hari mengurus kebutuhan kita. Orang inilah yang paling rajin mengingatkan dan mengomeli kita semata-mata karena rasa kasih dan sayang, dan sayangnya, itu sering kita salah artikan.

Cobalah menatap wajah orang-orang tercinta itu :
Ayah, Ibu, Suami, Istri, Kakak, Adik, Anak, Sahabat, Semuanya.

Rasakanlah sensasi yang timbul sesudahnya.  Rasakanlah energi cinta yang mengalir pelan-pelan saat menatap wajah lugu yang terlelap itu.   Rasakanlah getaran cinta yang mengalir deras ketika mengingat betapa banyaknya pengorbanan yang telah dilakukan orang-orang itu untuk kebahagiaan anda.

Pengorbanan yang kadang tertutupi oleh kesalah pahaman kecil yang entah kenapa selau saja nampak besar.  Secara ajaib Tuhan men gatur agar pengorbanan itu bisa tampak lagi melalui wajah-wajah jujur mereka saat sedang tidur.  Pengorbanan yang kadang melelahkan namun enggan mereka ungkapkan.

Dan ekspresi wajah ketika tidur pun mengungkap segalanya.  Tanpa kata, tanpa suara dia berkata : "betapa lelahnya aku hari ini".   Dan penyebab lelah itu?   Untuk siapa dia berlelah-lelah?   Tak lain adalah kita.

Suami yang bekerja keras mencari nafkah, istri yang bekerja keras mengurus dan mendidik anak, juga rumah.  Kakak, adik, anak, dan sahabat yang telah melewatkan hari-hari suka dan duka bersama kita.

Resapilah kenangan-kenangan manis dan pahit yang pernah terjadi dengan menatap wajah-wajah mereka.
Rasakanlah betapa kebahagiaan dan keharuan seketika membuncah jika mengingat itu semua.

Bayangkanlah apa yang akan terjadi jika esok hari mereka "orang-orang terkasih itu" tak lagi membuka matanya, selamanya .....

Hadiah Cinta


"Bisa saya melihat bayi saya?" pinta seorang ibu yang baru melahirkan penuh kebahagiaan. Ketika gendongan itu berpindah ke tangannya dan ia membuka selimut yang membungkus wajah bayi lelaki yang mungil itu, ibu itu menahan nafasnya. Dokter yang menungguinya segera berbalik memandang ke arah luar jendela rumah sakit.  Bayi itu dilahirkan tanpa kedua belah telinga.

Waktu membuktikan bahwa pendengaran bayi yang kini telah tumbuh menjadi seorang anak itu bekerja dengan sempurna.  Hanya penampilannya saja yang tampak aneh dan buruk.  Suatu hari anak lelaki itu bergegas pulang ke rumah dan membenamkan wajahnya di pelukan sang ibu yang menangis.   Ia tahu hidup anak lelakinya penuh dengan kekecewaan dan tragedi.  Anak lelaki itu terisak-isak berkata, "Seorang anak laki-laki besar mengejekku.  Katanya,aku ini makhluk aneh."

Anak lelaki itu tumbuh dewasa.  Ia cukup tampan dengan cacatnya.  Ia pun disukai teman-teman sekolahnya.  Ia juga mengembangkan bakatnya di bidang musik dan menulis.  Ia ingin sekali menjadi ketua kelas. Ibunya mengingatkan, "Bukankah nantinya kau akan bergaul dengan remaja-remaja lain?" Namun dalam hati ibu merasa kasihan dengannya.

Suatu hari ayah anak lelaki itu bertemu dengan seorang dokter yang bisa mencangkokkan telinga untuknya. "Saya percaya saya bisa memindahkan sepasang telinga untuknya. Tetapi harus ada seseorang yang bersedia mendonorkan telinganya," kata dokter. Kemudian, orangtua anak lelaki itu mulai mencari siapa yang mau mengorbankan telinga dan mendonorkannya pada mereka.

Beberapa bulan sudah berlalu. Dan tibalah saatnya mereka memanggil anak lelakinya, "Nak, seseorang yang tak ingin dikenal telah bersedia mendonorkan telinganya padamu. Kami harus segera mengirimmu ke rumah sakit untuk dilakukan operasi.  Namun, semua ini sangatlah rahasia." kata sang ayah.

Operasi berjalan dengan sukses. Seorang lelaki baru pun lahirlah. Bakat musiknya yang hebat itu berubah menjadi kejeniusan.  Ia pun menerima banyak penghargaan dari sekolahnya.  Beberapa waktu kemudian ia pun menikah dan bekerja sebagai seorang diplomat.  Ia menemui ayahnya, "Yah, aku harus mengetahui siapa yang telah bersedia mengorbankan ini semua padaku.  Ia telah berbuat sesuatu yang besar namun aku sama sekali belum membalas kebaikannya."   Ayahnya menjawab, "Ayah yakin kau takkan bisa membalas kebaikan hati orang yang telah memberikan telinga itu."   Setelah terdiam sesaat ayahnya melanjutkan, "Sesuai dengan perjanjian, belum saatnya bagimu untuk mengetahui semua rahasia ini."

Tahun berganti tahun. Kedua orangtua lelaki itu tetap menyimpan rahasia.  Hingga suatu hari tibalah saat yang menyedihkan bagi keluarga itu.  Di hari itu ayah dan anak lelaki itu berdiri di tepi peti jenazah ibunya yang baru saja meninggal.   Dengan perlahan dan lembut, sang ayah membelai rambut jenazah ibu yang terbujur kaku itu, lalu menyibaknya sehingga tampaklah ... bahwa sang ibu tidak memiliki telinga.  "Ibumu pernah berkata bahwa ia senang sekali bisa memanjangkan rambutnya," bisik sang ayah.  "Dan tak seorang pun menyadari bahwa ia telah kehilangan sedikit kecantikannya bukan?"

"Kecantikan yang sejati tidak terletak pada penampilan tubuh namun di dalam hati.  Harta karun yang hakiki tidak terletak pada apa yang bisa terlihat, namun pada apa yang tidak dapat terlihat. Cinta yang sejati tidak terletak pada apa yang telah dikerjakan dan diketahui, namun pada apa yang telah dikerjakan namun tidak diketahui."

 

Cinta dan Waktu


Suatu ketika terdapat sebuah pulau tempat tinggal seluruh perasaan : Kebahagiaan,Kesedihan, Pengetahuan dan masih banyak lagi yang lain, termasuk diantaranya Cinta.

 

Suatu hari diumumkan kepada seluruh perasaan bahwa pulau tersebut tidak lama lagi akan tenggelam,sehingga seluruh perasaan yang ada segera mempersiapkan perahunya untuk pergi.

Cinta ingin terus bertahan hingga detik Terakhir.  Saat pulau hampir tenggelam barulah Cinta berpikir untuk minta bantuan.  Kekayaan lewat didepannya dengan kapalnya yang megah, Cinta berkata,"Kekayaan bolehkah aku pergi bersamamu ?"

Kekayaan menjawab," Tidak bisa, kapalku penuh dengan emas permata,tidak ada lagi ruang yang tersisa."

Cinta memutuskan untuk bertanya kepada Kesombongan yang melewatinya dengan kapalnya yang indah.

"Kesombongan,tolong selamatkan aku!"

 

"Cintaku sayang,aku tidak bisa membantumu. Kamu basah sekali,nanti merusak kapalku yang indah.

Kesedihan tampak berlayar di dekat pulau.

Cinta pun berteriak,"Kesedihan izinkan aku pergi bersamamu."
"Aduh.....Cinta, aku terlalu sedih. Sekarang aku hanya ingin menyendiri, kamu tidak bisa ikut denganku."

Setelah beberapa saat, Kebahagiaan tampak di kejauhan, tetapi dia terlalu bahagia sehingga tidak mendengar saat Cinta memanggilnya.

 

Tiba - tiba terdengar suara
"Cinta ikutlah denganku."  Muncullah sosok tua dengan kapalnya yang tidak kalah tua namun berkesan agung dan anggun berwibawa.  Cinta merasa sangat bersyukur, langsung naik ke kapal.  Akibat terlalu girang bisa selamat dari Pulau Perasaan yang tenggelam, saat mencapai daratan kering, Cinta lupa menanyakan sosok tersebut hingga sosok tua itu hilang menjauh ditelan cakrawala, melanjutkan perjalanannya.

Cinta dan Waktu

 

Suatu ketika terdapat sebuah pulau tempat tinggal seluruh perasaan : Kebahagiaan,Kesedihan, Pengetahuan dan masih banyak lagi yang lain, termasuk diantaranya Cinta.

 

Suatu hari diumumkan kepada seluruh perasaan bahwa pulau tersebut tidak lama lagi akan tenggelam,sehingga seluruh perasaan yang ada segera mempersiapkan perahunya untuk pergi.

Cinta ingin terus bertahan hingga detik Terakhir.  Saat pulau hampir tenggelam barulah Cinta berpikir untuk minta bantuan.  Kekayaan lewat didepannya dengan kapalnya yang megah, Cinta berkata,"Kekayaan bolehkah aku pergi bersamamu ?"

Kekayaan menjawab," Tidak bisa, kapalku penuh dengan emas permata,tidak ada lagi ruang yang tersisa."

Cinta memutuskan untuk bertanya kepada Kesombongan yang melewatinya dengan kapalnya yang indah.

"Kesombongan,tolong selamatkan aku!"

 

"Cintaku sayang,aku tidak bisa membantumu. Kamu basah sekali,nanti merusak kapalku yang indah.

Kesedihan tampak berlayar di dekat pulau.

Cinta pun berteriak,"Kesedihan izinkan aku pergi bersamamu."
"Aduh.....Cinta, aku terlalu sedih. Sekarang aku hanya ingin menyendiri, kamu tidak bisa ikut denganku."

Setelah beberapa saat, Kebahagiaan tampak di kejauhan, tetapi dia terlalu bahagia sehingga tidak mendengar saat Cinta memanggilnya.

 

Tiba - tiba terdengar suara
"Cinta ikutlah denganku."  Muncullah sosok tua dengan kapalnya yang tidak kalah tua namun berkesan agung dan anggun berwibawa.  Cinta merasa sangat bersyukur, langsung naik ke kapal.  Akibat terlalu girang bisa selamat dari Pulau Perasaan yang tenggelam, saat mencapai daratan kering, Cinta lupa menanyakan sosok tersebut hingga sosok tua itu hilang menjauh ditelan cakrawala, melanjutkan perjalanannya.

Sadar betapa besar utang budinya kepada sosok tua tersebut, Cinta pun bertanya kepada Pengetahuan, sesepuh para perasaan yang ditemuinya di pulau itu. 

"Siapakah yang telah menolongku?"

 

" Dia adalah Waktu," jawab Pengetahuan.

 

" Waktu?" tanya Cinta tak percaya  "Tapi mengapa Waktu bersedia menolongku ?"

 

Pengetahuan tersenyum bijak dan menjawab, "Karena hanya Waktu yang dapat memahami betapa besar arti sebuah Cinta ." 

Sadar betapa besar utang budinya kepada sosok tua tersebut, Cinta pun bertanya kepada Pengetahuan, sesepuh para perasaan yang ditemuinya di pulau itu. 

"Siapakah yang telah menolongku?"

 

" Dia adalah Waktu," jawab Pengetahuan.

 

" Waktu?" tanya Cinta tak percaya  "Tapi mengapa Waktu bersedia menolongku ?"

 

Pengetahuan tersenyum bijak dan menjawab, "Karena hanya Waktu yang dapat memahami betapa besar arti sebuah Cinta ." 

Anak Cacat

"Hooorreeeee!" Teriakan gembira dari seorang Ibu yang menerima telegram dari anaknya yang telah ber-tahun2 menghilang. Apalagi ia adalah anak satu2nya. Maklumlah anak tsb pergi ditugaskan perang ke Vietnam pada 4 th yang lampau dan sejak 3 tahun yang terakhir, orang tuanya tidak pernah menerima kabar lagi dari putera tunggalnya tsb. Sehingga diduga bahwa anaknya gugur dimedan perang. Anda bisa membayangkan betapa bahagianya perasaan Ibu tsb. Dalam telegram tsb tercantum bahwa anaknya akan pulang besok.

Esok harinya telah disiapkan segalanya untuk menyambut kedatangan putera tunggal kesayangannya, bahkan pada malam harinya akan diadakan pesta khusus untuk dia, dimana seluruh anggota keluarga maupun rekan-rekan bisnis dari suaminya diundang semua. Maklumlah suaminya adalah Direktur Bank Besar yang terkenal diseluruh ibukota.

Siang harinya si Ibu menerima telepon dari anaknya yang sudah berada di airport.

Si Anak: "Bu bolehkah saya membawa kawan baik saya?"

Ibu: "Oh sudah tentu, rumah kita cuma besar dan kamarpun cukup banyak, bawa saja, jangan segan2 bawalah!"

Si Anak: "Tetapi kawan saya adalah seorang cacad, karena korban perang di Vietnam?"

Ibu: "......oooh tidak jadi masalah, bolehkah saya tahu, bagian mana yang cacad? " - nada suaranya sudah agak menurun

Si Anak: "Ia kehilangan tangan kanan dan kedua kakinya!"

Si Ibu dengan nada agak terpaksa, karena si Ibu tidak mau mengecewakan anaknya: "Asal hanya untuk beberapa hari saja, saya kira tidak jadi masalah?"

Si Anak: "...tetapi masih ada satu hal lagi yang harus saya ceritakan sama Ibu, kawan saya itu wajahnya juga turut rusak begitu juga kulitnya, karena sebagian besar hangus terbakar, maklumlah pada saat ia mau menolong kawannya ia menginjak ranjau, sehingga bukan tangan dan kakinya saja yang hancur melainkan seluruh wajah dan tubuhnya turut terbakar!"

Si Ibu dengan nada kecewa dan kesal: "Na...ak lain kali saja kawanmu itu diundang kerumah kita, untuk sementara suruh saja ia tinggal di hotel, kalau perlu biar saya yang bayar nanti biaya penginapannya!"

Si Anak: "...tetap ia adalah kawan baik saya Bu, saya tidak ingin pisah dari dia!"

Si Ibu: "Cobalah renungkan olehmu nak, ayah kamu adalah seorang konglomerat yang ternama dan kita sering kedatangan tamu para pejabat tinggi maupun orang2 penting yang berkunjung kerumah kita, apalagi nanti malam kita akan mengadakan perjamuan malam bahkan akan dihadiri oleh seorang menteri, apa kata mereka apabila mereka nanti melihat tubuh yang cacad dan wajah yang rusak. Bagaimana pandangan umum dan bagaimana lingkungan bisa menerima kita nanti? Apakah tidak akan menurunkan martabat kita bahkan jangan2 nanti bisa merusak citra binis usaha dari ayahmu nanti."

Tanpa ada jawaban lebih lanjut dari anaknya telepon diputuskan dan ditutup.

Orang tua dari kedua anak tsb maupun para tamu menunggu hingga jauh malam ternyata anak tsb tidak pulang, ibunya mengira anaknya marah, karena tersinggung, disebabkan temannya tidak boleh datang berkunjung kerumah mereka.

Jam tiga subuh pagi, mereka mendapat telepon dari rumah sakit, agar mereka segera datang kesana, karena harus mengidetifitaskan mayat dari orang yang bunuh diri. Mayat dari seorang pemuda bekas tentara Vietnam, yang telah kehilangan tangan dan kedua kakinya dan wajahnyapun telah rusak karena kebakar. Tadinya mereka mengira bahwa itu adalah tubuh dari teman anaknya, tetapi kenyataannya pemuda tsb adalah anaknya sendiri! Untuk membela nama dan status akhirnya mereka kehilangan putera tunggalnya!

Kita akan menilai bahwa orang tua dari anak tsb kejam dan hanya mementingkan nama dan status mereka saja, tetapi bagaimana dengan diri kita sendiri? Apakah kita lain dari mereka?

Apakah Anda masih tetap mau berkawan
....... dengan orang cacad?
........yang bukan karena cacad tubuh saja?
....... tetapi cacad mental atau
........cacad status atau cacad nama atau
........cacad latar belakang kehidupannya?

Apakah Anda masih tetap mau berkawan dengan orang
.......yang jatuh miskin?
...... yang kena penyakit AIDS?
.......yang bekas pelacur?
.......yang tidak punya rumah lagi?
.......yang pemabuk?
.......yang pencandu?
.......yang berlainan agama?


Renungkanlah jawabannya hanya Anda dan Sang Pencipta saja yang mengetahuinya?!

AKU INGIN MENGUBAH DUNIA


Seseorang pernah menulis catatan ini:


"Ketika aku muda, aku ingin mengubah seluruh dunia. Lalu aku sadari, betapa sulit mengubah seluruh dunia ini, lalu aku putuskan untuk mengubah negaraku saja. Ketika aku sadari bahwa aku tidak bisa mengubah negaraku, aku mulai berusaha mengubah kotaku. Ketika aku semakin tua, aku sadari tidak mudah mengubah kotaku. Maka aku mulai mengubah keluargaku. Kini aku semakin renta, aku pun tak bisa mengubah keluargaku.  Aku sadari bahwa satu-satunya yang bisa aku ubah adalah diriku sendiri. Tiba-tiba aku tersadarkan bahwa bila saja aku bisa mengubah diriku sejak dahulu, aku pasti bisa mengubah keluargaku dan kotaku. Pada akhirnya aku akan mengubah negaraku dan aku pun bisa mengubah seluruh dunia ini."

 

Tidak ada yang bisa kita ubah sebelum kita mengubah diri sendiri.

Tak bisa kita mengubah diri sendiri sebelum mengenal diri sendiri.

Takkan kenal pada diri sendiri sebelum mampu menerima diri ini apa adanya.