Minggu, 11 Mei 2008

Bersinar Bagi Dunia

Kita sering mendengar kata integritas. Dan sebagai orang percaya kita dituntut untuk hidup berintegritas. Dalam Alkitab ada banyak tokoh-tokoh yang memberi contoh bagaimana hidup berintegritas, salah satunya Daniel (Daniel 1:1-21).

Siapakah Daniel?
Daniel adalah orang Yehuda yang menjadi salah seorang yang di bawa ke Babel ketika Israel di kalahkan raja Nebukadnezar (Ps. 1:7), mungkin salah seorang keturunan raja atau bangsawan (Ps. 1:3), orang muda yang tidak memiliki cacat cela, berperawakan baik, memahami berbagai-bagai hikmat, berpengetahuan banyak dan yang mempunyai pengertian tentang ilmu (Ps. 1:4). Sehingga tidak mengherankan ia menjadi salah seorang yang dipilih oleh Aspenas kepala istana untuk dididik selama tiga tahun dan dipersiapkan bekerja pada raja Nebukadnezar (Ps. 1:5).

Kondisi yang dihadapi Daniel dan sikapnya?
Menjadi salah seorang yang dipilih untuk dididik selama tiga tahun untuk dipersiapkan bekerja pada raja ada konsekuensinya. Daniel di haruskan makan dan minum apa yang disediakan oleh raja (Ps. 1:5). Makanan dan minuman yang tentunya enak dan bergizi tinggi. Tetapi Daniel mengetahui bahwa menyantap makanan dan minuman yang disediakan raja sama dengan menajiskan diri, berdosa dihadapan Allah. Oleh karena itu Daniel berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja dan dengan anggur yang biasa diminum raja (Ps. 1:8). Daniel tetap menjaga kekudusan hidupnya di hadapan Tuhan walaupun sebenarnya ada resiko yang akan dia terima karena berani melawan perintah raja, apalagi ia hanya seorang tawanan. Bisa saja Daniel dipenjara, dibunuh dan kehilangan kesempatan untuk menjadi salah seorang yang bekerja dilingkungan kerajaan.

Apa akibat/dampak dari sikap Daniel?
Allah mengaruniakan kepada Daniel kasih dan sayang dari pemimpin pegawai istana (Ps. 1:9), perawakannya lebih baik dan kelihatan lebih gemuk dari pada semua orang muda yang telah makan santapan raja (Ps. 1:15), Allah memberikan pengetahuan dan kepandaian tentang berbagai-bagai tulisan dan hikmat, Daniel juga mempunyai pengertian tentang berbagai-bagai penglihatan dan mimpi (Ps. 1:17), Daniel lebih cerdas 10 x dari pada semua orang berilmu dan semua ahli jampi di seluruh kerajaan Babel dan tentunya Daniel menjadi orang kepercayaan raja (Ps. 1:21). Allah adalah adil. Allah memperhitungkan ketaatan Daniel.

Hal apa yang bisa kita pelajari?
Dunia ini mengajarkan bahwa untuk mencapai tujuan tertentu manusia boleh menggunakan segala cara, sekalipun itu cara yang tidak benar. Dunia membenarkan cara-cara yang salah. Tidak aneh banyak orang yang melakukan KKN supaya cepat kaya, banyak orang menjadi ”penjilat” supaya naik jabatan. Mereka beralasan tidak salah melakukan itu semua karena orang lain juga melakukan, atau mumpung ada kesempatan-kapan lagi. Sebagai mahasiswa kita seringkali mencontek, cari muka untuk dapat nilai bagus dan nitip absen karena malas kuliah. Alasannya mencontek, cari muka dan titip absen tidak berdosa, kalaupun dosa itukan dosa kecil. Padahal tidak ada dosa besar dan kecil, yang ada hanya dosa.

Sebagai orang percaya kita tidak boleh berkompromi dengan dosa. Allah menghendaki kita sebagai orang percaya selalu taat kepadaNya. Dalam kondisi apapun kita harus taat kepadaNya. Tentu ada resiko yang akan kita terima ketika kita taat kepada Allah. Mungkin kita akan dikucilkan, disakiti, disingkirkan dan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan jabatan dan kehormatan. Kita tidak mendapatkan kenikmatan secara daging. Tetapi percayalah bahwa Allah tidak akan membiarkan anak-anakNya dipermalukan. Ia akan memelihara , membela dan memberkati setiap orang yang taat kepadaNya. Dunia yang penuh dosa tetap membutuhkan, mencari orang-orang yang berintegritas.

Be integrity!!!

Tidak ada komentar: