Rabu, 14 Mei 2008

BELAJAR DARI PENDERITAAN KRISTUS

Bersyukur di tahun ini saya bisa kembali merayakan Jumat Agung, waktu yang tepat untuk merenungkan kembali penderitaan dan kematian Kristus. Ketika membaca Firman tentang penderitaan yang Kristus alami dan kemudian melihat film The Passion Of The Christ di TV, saya semakin melihat dan menyadari bahwa penderitaan yang Kristus alami bukanlah penderitaan yang biasa saja tetapi begitu mengerikan. Dan Kristus juga tidak hanya menderita secara fisik, tetapi Dia juga menderita secara mental dan rohani.
Secara Fisik. TubuhNya disiksa dengan begitu sadis, dipukul, di sesah sehingga begitu banyak darah yang keluar dan daging yang terlepas dari tubuhnya. Kepalanya harus tertusuk duri. Dengan sisa tenaganya Dia harus memikul salib menuju golgota. Dan kemudian tangan, kakiNya tertembus paku. Dan akhirnya Kristus mati.
Secara mental, Kristus menderita karena orang-orang yang tadinya mengeluk-elukan, memuji Dia sebagai Raja, mereka jugalah yang menyalibkan Dia.
Secara rohani. Kristus sangat menderita secara rohani ketika Sang Bapa memalingkan muka dan meninggalkan Dia. Bapa tidak tahan melihat begitu besarnya dosa-dosa manusia.
Sebenarnya Kristus bisa menghindar dari penderitaan yang luar biasa itu. Tetapi kenapa Dia tidak melakukannya? Jawabannya karena Dia memang HARUS mengalami penderitaan itu. Karena hanya melalui penderitaan dan kematianNya maka masalah terbesar manusia yaitu dosa bisa diselesaikan. Melalui penderitaan dan kematianNya manusia bisa diperdamaikan dengan Allah. Hanya melalui Kristus, tidak ada jalan yang lain.
Penderitaan yang Kristus alami seharusnya ditimpakan kepada kita sebagai manusia berdosa. Orang berdosa harus dihukum, itu keadilan. Tetapi Kristus mau mengantikan kita, Dia rela menderita begitu rupa sampai mati. Sekarang dosa saya telah ditebus, hutang saya telah dibayar lunas. Tidak hanya saya tetapi semua orang yang beriman kepada Dia. Puji Tuhan!
Kemudian saya coba berpikir sikap apa yang harus kita buat? Melihat begitu besar dan mahalnya harga dosa yang harus Kristus bayar, seharusnya kita tidak bermain-main lagi dengan dosa, jangan menganggap remeh dosa. Seharusnya kita dengan sedemikian rupa membenci dan tidak melakukan dosa lagi. Bertobat dan meninggalkan dosa yang mungkin selama ini masih kita lakukan. Kristus lebih memilih jalan salib, jalan penderitaan. Seharusnya sebagai orang percaya kita mau hidup menderita, jangan hanya ingin hidup enak dan tanpa masalah. Kita seharusnya selalu taat dan setia kepada perintahNya walaupun harus menjalani penderitaan.”To God be the glory”.

Tidak ada komentar: